Sabtu, 01 Desember 2012

Mayat Berjalan Tradisi Tana Toraja



Di Tana Toraja terdapat satu ilmu yg luar biasa, dimana mereka boleh menjadikan mayat berjalan pulang ke rumah sendiri. Kejadian ini berlaku di sebuah daerah pendalaman Indonesia yg berbukit bukau. Jika ada kematian di Tana Toraja maka mayat itu akan diberi kuasa hipnotisme supaya bisa pulang berjalan kaki dan hanya berhenti bila sampai di rumahnya. Kuasa ini dibuat supaya tidak menyusahkan orang untuk mengurus mayat tersebut.    
Cerita mayat berjalan sudah ada sejak dahulu kala. Ratusan tahun yang lalu konon terjadi perang saudara di Tana Toraja yakni orang Toraja Barat berperang melawan orang Toraja Timur. Dalam peperangan tersebut orang Toraja Barat kalah telak karena sebagian besar dari mereka tewas, tetapi pada saat akan pulang ke kampung mereka seluruh mayat orang Toraja Barat berjalan, sedangkan orang Toraja Timur walaupun hanya sedikit yang tewas tetapi mereka menggotong mayat saudara mereka yang mati, karena kejadian tersebut maka peperangan tersebut dianggap seri. Pada keturunan selanjutnya orang-orang Toraja sering menguburkan mayatnya dengan cara mayat tersebut berjalan sendiri ke liang kuburnya.      
Fenomena “Mayat Berjalan” itu sendiri pernah terjadi sekitar tahun 1992. Pada saat itu ada seorang bernama Pongbarrak yang ibunya meninggal. Seperti adat orang Toraja sang mayat tidak langsung dikuburkan tetapi masih harus melalui prosesi adat penguburan (rambu solo’). Saat itu setelah dimandikan mayat sang ibu diletakkan di tempat tidur dalam sebuah kamar khusus sebelum dimasukkan ke dalam peti jenasah. Pada malam ketiga seluruh keluarga berkumpul untuk membicarakan bagaimana prosesi pemakaman yang akan dilaksanakan nanti.
Mayat tersebut oleh Pongbarrak kemudian dibuat berjalan dari rumahnya menuju ke liang lahat, hal ini tentu saja hal yang lumrah bagi orang yang pertama kali menyaksikan hal tersebut. Tapi bagi penduduk lokal terutama kaum adat Tana Toraja, hal tersebut adalah bagian dari taradisi yang  dijalankan selama beratus tahun lamanya.
Pada zaman sekarang sudah sangat jarang orang Toraja yang mempraktekkan hal tersebut walaupun masih banyak generasi yang memiliki ilmu seperti itu. Akan tetapi mereka masih sering mempraktekkan pada binatang seperti ayam atau kerbau yang diadu dalam keadaan leher terputus. Binatang seperti kerbau yang sudah dipotong kepalanya dan dikuliti, masih bisa dibuat berdiri dan berlari kencang, mengamuk kesana sini!
SUMBER : kisah unik

0 komentar:

Posting Komentar