Mayat Berjalan Tradisi Tana Toraja
Di Tana Toraja terdapat satu ilmu yg luar biasa, dimana mereka boleh menjadikan mayat berjalan pulang ke rumah sendiri. Kejadian ini berlaku di sebuah daerah pendalaman Indonesia yg berbukit bukau.
Jika ada kematian di Tana Toraja maka mayat itu akan diberi kuasa hipnotisme supaya bisa
pulang berjalan kaki dan hanya berhenti bila sampai di rumahnya. Kuasa ini
dibuat supaya tidak menyusahkan orang untuk mengurus mayat tersebut.
Cerita mayat berjalan sudah ada sejak dahulu kala. Ratusan tahun yang
lalu konon terjadi perang saudara di Tana
Toraja yakni orang Toraja
Barat berperang melawan orang Toraja Timur. Dalam peperangan tersebut orang Toraja
Barat kalah telak karena sebagian besar dari mereka tewas, tetapi pada saat akan
pulang ke kampung mereka seluruh mayat
orang Toraja Barat berjalan, sedangkan orang Toraja Timur walaupun
hanya sedikit yang tewas tetapi mereka menggotong mayat saudara mereka yang mati, karena
kejadian tersebut maka peperangan tersebut dianggap seri. Pada keturunan
selanjutnya orang-orang Toraja sering menguburkan mayatnya dengan cara mayat
tersebut berjalan sendiri ke liang kuburnya.
Fenomena “Mayat Berjalan”
itu sendiri pernah terjadi sekitar tahun 1992. Pada saat itu ada seorang
bernama Pongbarrak yang ibunya
meninggal. Seperti adat orang Toraja sang mayat tidak langsung dikuburkan tetapi
masih harus melalui prosesi adat
penguburan (rambu solo’). Saat itu setelah dimandikan mayat sang ibu
diletakkan di tempat tidur dalam sebuah kamar khusus sebelum dimasukkan ke dalam
peti jenasah. Pada malam ketiga seluruh keluarga berkumpul untuk membicarakan
bagaimana prosesi pemakaman yang akan dilaksanakan nanti.
Mayat tersebut oleh Pongbarrak kemudian dibuat berjalan dari rumahnya
menuju ke liang lahat, hal ini tentu saja hal yang lumrah bagi orang yang
pertama kali menyaksikan hal tersebut. Tapi bagi penduduk lokal terutama kaum
adat Tana Toraja, hal tersebut adalah bagian dari taradisi yang dijalankan selama beratus tahun lamanya.
Pada zaman sekarang sudah sangat jarang orang Toraja yang mempraktekkan hal
tersebut walaupun masih banyak generasi yang memiliki ilmu seperti itu. Akan
tetapi mereka masih sering mempraktekkan pada binatang seperti ayam atau kerbau yang diadu dalam
keadaan leher terputus. Binatang seperti kerbau yang sudah dipotong kepalanya
dan dikuliti, masih bisa dibuat berdiri dan berlari kencang, mengamuk kesana
sini!
SUMBER : kisah unik
0 komentar:
Posting Komentar